Halaman

Jumat, 26 Oktober 2012

Makanan Daerah Bali








Lawar Nangka

Lawar adalah salah satu jenis makanan tradisional Bali yang saat ini makin populer dan makin luas konsumennya. Lawar adalah sejenis lauk pauk yang dibuat dari campuran daging atau ikan dengan sayur mayur dan bambu (Panji, 1985). Lawar ini sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Hindu di Bali, karena disamping sebagai lauk pauk, lawar menjadi salah satu sarana dalam melaksanakan upacara adat maupu keagamaan di Bali seperti upacara pernikahan, kematian dan upacara ditempat-tempat suci (Pura). Oleh karena itu lawar tidak akan mungkin punah dari masyarakat Hindu di Bali. Lawar di bali umumnya dibuat untuk upacara agama dengan campuran darah segar Babi. Namun, kini Lawar telah juga menjadi menu favorit yang disukai banyak orang. Berbagai olahan pun dibuat tanpa memakai darah lagi. Umumnya campuran yang dipakai sebagai bahan diantaranya daun belimbing, nangka, klungah(kelapa muda) yang menawarkan rasa yang berbeda-beda. Rasa pedas yang begitu terasapun, kini telah disesuaikan dengan “lidah” para pencinta masakan khas Bali umumnya. Disamping itu kenyataan menunjukkan bahwa lawar tidak hanya disukai oleh masyarakat Hindu di Bali, tetapi juga disukai oleh wisatawan yang datang ke Bali, baik wisatawan domestik maupun oleh wisatawan mancanegara. Oleh karena potensi tersebut diatas maka lawar mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan dari makanan tradisional Bali menjadi makanan yang disukai oleh masyarakat Indonesia (makanan khas Indonesia) bahkan makanan internasional di masa mendatang. Berkenaan dengan hal tersebut di atas maka perlu diketahui lebih jauh tentang lawar yang berkaitan dengan aspek sosial budaya dan konomi, aspek pengolahann, aspek nutrisi dan khasiat, serta keamanan lawar.kasiat lawar bila dikaitkan dengan kandungan zat gizinya terutama karbohidrat, protein dan lemak adalah memperlancar proses fisiologis dalam tubuh karena zat gizi tersebut sebagai sumber energi. Kandungan senyawa non-gizi pada lawar belum banyak diketahui. Berdasarkan bahan baku dan khususnya bumbu yang digunakan pada pembuatan lawar seperti bawang putih, bawang merah, cabai, lengkuas, jahe, kunir, lada dan lain-lainnya mengandung senyawa-senyawa non-gizi, seperti minyak atsiri, anti oksidan dan anti mikroba yang berfungsi meningkatkan citarasa lawar, mencegah proses oksidasi dan menghambat atau membunuh mikroba sehingga lawar dalam jangka waktu tertentu aman untuk dikonsumsi.Keamanan lawar terutama bila dilihat dari aspek mikrobiologisnya, sangat tergantung pada sanitasi (kebersihan) dari bahan baku air yang digunakan, peralatan, cara pengolahan, tempat dan lingkungan serta higiene (kesehatan) daging yang digunakan dan kesehatan pengolah lawar sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar