Halaman

Senin, 29 Oktober 2012

Makanan Khas Lombok

Ayam Taliwang





 Pedas, itulah barangkali kesan pertama jika anda merasakan menu masakan-masakan tradisional di Pulau Lombok. Pencitraan itu bisa jadi karena kata Lombok dari pulau itu sendiri identik dengan rasa pedas. Masakan khas Pulau Lombok yang sudah sangat dikenal masyarakat luas, dan rasa pedasnya cukup menonjol diantaranya adalah ayam taliwang, baik ayam bakar maupun ayam goreng.Masakan khas Pulau Lombok yang sudah sangat dikenal masyarakat luas, dan rasa pedasnya cukup menonjol diantaranya adalah ayam taliwang, baik ayam bakar maupun ayam goreng. Rasa daging ayam taliwang sendiri sebenarnya relatif sama dengan ayam pada umumnya, hanya berukuran sedikit lebih kecil. Tapi, ayam taliwang kemudian dikenal pedas karena sambal yang dilumurkannya sangat menggugah selera yang dalam istilah sebagian etnis Sasak (Lombok bagian utara) 'Manuk Pelalah'. adalah ayam bakar atau goreng yang dibumbui dengan cabe besar dan cabe kecil kemudian digoreng dengan santan kelapa dan rasa yang paling menonjol adalah pedas. Bagi yang tidak begitu tahan dengan makanan pedas, dapat juga memesan dengan kadar pedas yg disesuaikan untuk mencicipi ayam goreng maupun ayam bakar ini.Aroma pedas dari makanan-makanan yang sudah tersaji memang sangat mendominasi dan benar-benar menggugah selera. Menurut penuturan masyarakat setempat, sebelum dibakar, ayam taliwang yang merupakan ayam muda itu dibumbui sambal khas Lombok, minyak kelapa dan bawang putih. Setelah dibakar beberapa lama, selanjutnya dibumbui lagi, kemudian dibakar lagi untuk kedua kalinya. Dengan demikian, ayam Taliwang benar-benar terasa pedas.Konon, ayam taliwang berasal dari nama kampung (karang) di Pulau Lombok yakni Karang Taliwang di wilayah Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Jadi, nama Taliwang dari masakan ayam taliwang bukan dari Ikubkota Sumbawa Barat yang kebetulan sama. Orang yang mempopulerkan masakan ayam bakar khas Lombok ini adalah Haji Murad (almarhum) dan istrinya, Salmah, dari Karang Taliwang. Usaha Haji Murrad itu pun kini dikembangkan oleh keturunannya dan juga warga Karang Taliwang lainnya.Rumah makan Ayam Taliwang kini tidak hanya bisa ditemukan di NTB khususnya Lombok, tetapi sudah merambah ke beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bali. Ayam taliwang memang makin populer di Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan di kota-kota besar lainnya. Tidak hanya restoran mentereng yang menjual menu khas Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini. Pedagang kaki lima pun kini bertebaran dimana-mana menjualnya. Namun, menikmati ayam taliwang di kampung asalnya, hmmm... tentu berbeda.

Makanan Khas Bangka Belitung

Kue Putu Belitung




 BAHAN :
500 gram tepung beras kualitas baik
125 gram tepung sagu
 1/2 sdt vanili bubuk
 air secukupnya
gula merah sisir secukupnya,
 untuk isi kelapa parut secukupnya, kukus dengan sedikit garam
 CARA MEMBUAT KUE PUTU BELITUNG :
 1. Campur tepung beras dengan tepung sagu dan vanili bubuk menjadi satu. Perciki dengan sedikit air hingga tepung lembab, aduk hingga tercampur rata.
2. Ayak dengan saringan. Ambil cetakan plastic berbentuk bulat, isi adonan hingga setengah bagian lalu beri bagian tengahnya dengan gula merah sisir, terakhir tutup kembali dengan adonan. Lakukan hal yang sama hingga adonan habis.
 3. Masukkan ke dalam panci pengukus yang telah dipanaskan terlebih dahulu, lalu alasi tutup kukusan dengan serbet. Kukus hingga matang.
 4. Angkat, keluarkan dari cetakan.
5. Sajikan selagi hangat dengan ditaburi kelapa parut.

Makanan Khas Sulawesi

Sup Konro



 adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar. Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Konro aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah, akan tetapi kini terdapat variasi kering yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas konro.Sop konro merupakan salah satu hidangan utama yang terkenal dengan kelezatannya. Menu tradisional racikan kuliner dari Kota Anging Mamiri adalah masakan sop iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar.Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam.Setelah melewati proses direbus selama jangka waktu tertentu, tekstur daging pun jadi lebih lembut. Kekenyalannya bikin syahdu. Dengan teksturnya yang kenyal dan empuk, langsung terberai dalam sekali gigitan saja.Dengan cita rasa gurih yang berlimpah, campuran bumbu seperti merica, lengkuas, cabai, bawang merah, dan bawang putih sangat terasa di lidah. Tak hanya itu saja, bawang merah goreng yang ditabur di atas sop ini menambah kenikmatan tersendiri.Selain dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah, kini terdapat variasi kering yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas konro. Masakan khas daerah yang disajikan berupa sop berkuah maupun dibakar dengan bahan-bahan dasar seperti tulang rusuk sapi atau kerbau, dimasak/dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam, vitsin yang sudah dihaluskan. Masakan sop konro kini sudah menembus restoran dan kota-kota besar di Indonesia. Sop konro berhasil menyita perhatian dan selera kuliner masyarakat Indonesia. Di Jakarta misalnya, masakan ini Anda bisa jumpai di Warung H. Mamink Daeng Tata, Jl. Casablanca 33, Tebet. Pasar Tanah Abang, Kelapa Gading Boulevard Blok M, 14240. Dan beberapa tempat lainnya di Bodetabek. Didepok, dapat ditemui di Jl. Margonda Raya sementara di Bekasi ada di Pasir Panji.

Makanan Khas Kalimantan

Soto Banjar





soto banjar adalah soto khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam dan beraroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh. Soto berisi daging ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat.[1]Seperti halnya soto ayam, bumbu Soto Banjar berupa bawang merah, bawang putih dan merica, tapi tidak memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit minyak goreng atau minyak samin hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk sewaktu dihidangkan.Kalimantan Selatan yang terdiri atas 13 kabupten/kota dengan penduduk hampir 3,5 juta jiwa, memiliki berbagai makanan khas, di antaranya soto Banjar.Bagi orang luar daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) atau Kota Banjarmasin khususnya, mungkin hanya mengenal sebutan soto Banjar. Pekapuran yang dulunya terkenal dengan ayam “bapukah” (potongan besar/tanpa diricih).Memang bahan dasar produk Soto Banjar itu sama, baik yang diolah urang Banjar di perantuan maupun mereka yang tinggal di Kalsel, yaitu terdiri atas nasi atau ketupat, ayam serta secukupnya rempah-rempah seperti buah pala, lada dan lainnya.Demikian pula halnya soto Banjar yang diolah orang yang tinggal di Banjarmasin, bahan dasarnya sama dengan mereka yang mengolah di daerah Hulusungai atau “Banua Anam” Kalsel.Begitu pula, misalnya soto Banjar yang ada di Barabai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, mungkin beda rasa dengan soto Banjar yang di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).Dari masing-masing produk itu ada pula kekhasannya, baik dalam segi muatan rempah atau bahan lainnya maupun dalam penyajian, guna menarik perhatian serta selera konsumen.Namun, sebagai salah satu ciri khas soto Banjar yang asli, menggunakan ayam kampung, serta tanpa penyedap seperti vetsin.Tapi terkadang ada pula yang menggunakan ayam ras atau jenis daging lain, karena harga ayam kampung jauh lebih mahal. Apalagi saat menjelang lebaran, harga ayam kampung bisa dua kali harga ayam ras.

Jumat, 26 Oktober 2012

Makanan Dari Jawa






 Kue Serabi

 Serabi Solo memang beda dengan serabi pada umumnya. Serabi yang kita temui sehari-hari, menggunakan santan dalam penyajiannya sedangkan Serabi Solo, santan ditambahkan saat membuat serabi. Hasilnya, bisa dirasakan perbedaan tekstur dan rasa Serabi. bahwa untuk Serabi Solo ini tidak sulit membuat namun butuh kesabaran saat membuat adonan. “Kalau tidak sabar, adonan bisa cuer (encer sekali) atau sebaliknya terlalu kental. Selain itu, memasak sebaiknya dengan tungku arang untuk memberikan aroma yang berbedaDengan menekuni membuat Serabi Solo ini, Kelegitan dan variasi topping yang beraneka warna seperti coklat, keju, nangka, pisang dan masih banyak lagi menjadi daya tarik Serabi. Jajanan tradisional Indonesia ini tentunya sangat tepat dinikmati sore hari sebagai teman minum teh sambil bersantai bersama keluarga atau pun dapat dijadikan buah tangan untuk kolega maupun keluarga di rumah.
 Bahan yang dibutuhkan :
1. 1 kg tepung beras
2. 1,5 kg gula pasri
 3. 2 butir telur
4. setengah sendok teh permipan
5. 1 butir kelapa untuk santan
 6. daun pandan secukupnya
Cara membuat :
1. Tepung beras dicampur gula, telur dan permipan. Semuanya di-uleni (diaduk dengan tangan) dan ditambahkan air secukupnya menjadi adonan yang tidak terlalu cair atau kental. Setelah itu dibiarkan 1 malam agar adonan mengembang.
 2. Membuat santan kental kemudian direbus bersama daun pandan. Jangan sampai santan pecah. Setelah itu, dibiarkan 3 jam. Santan kental yang berada di permukaan santan rebusan dipisahkan dalam tempat berbeda. Sisa santan dicampurkan pada adonan tepung beras yang siap untuk dibuat serabi.
3. Untuk memasak serabi sebaiknya menggunakan tungku batu bara (arang) dengan wajan kecil dan tutup dari bahan tanah liat.
4. Adonan dimasukkan ke wajan dan ditutup. Setelah agak matang ditambahkan santan kental di atasnya, ditutup kembali.
5. Setelah beberapa saat jika ingin variasi, serabi bisa ditambahkan irisan nangka, pisang, taburan coklat maupun keju.
 6. Serabi siap dihidangkan.

Makanan Daerah Bali








Lawar Nangka

Lawar adalah salah satu jenis makanan tradisional Bali yang saat ini makin populer dan makin luas konsumennya. Lawar adalah sejenis lauk pauk yang dibuat dari campuran daging atau ikan dengan sayur mayur dan bambu (Panji, 1985). Lawar ini sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Hindu di Bali, karena disamping sebagai lauk pauk, lawar menjadi salah satu sarana dalam melaksanakan upacara adat maupu keagamaan di Bali seperti upacara pernikahan, kematian dan upacara ditempat-tempat suci (Pura). Oleh karena itu lawar tidak akan mungkin punah dari masyarakat Hindu di Bali. Lawar di bali umumnya dibuat untuk upacara agama dengan campuran darah segar Babi. Namun, kini Lawar telah juga menjadi menu favorit yang disukai banyak orang. Berbagai olahan pun dibuat tanpa memakai darah lagi. Umumnya campuran yang dipakai sebagai bahan diantaranya daun belimbing, nangka, klungah(kelapa muda) yang menawarkan rasa yang berbeda-beda. Rasa pedas yang begitu terasapun, kini telah disesuaikan dengan “lidah” para pencinta masakan khas Bali umumnya. Disamping itu kenyataan menunjukkan bahwa lawar tidak hanya disukai oleh masyarakat Hindu di Bali, tetapi juga disukai oleh wisatawan yang datang ke Bali, baik wisatawan domestik maupun oleh wisatawan mancanegara. Oleh karena potensi tersebut diatas maka lawar mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan dari makanan tradisional Bali menjadi makanan yang disukai oleh masyarakat Indonesia (makanan khas Indonesia) bahkan makanan internasional di masa mendatang. Berkenaan dengan hal tersebut di atas maka perlu diketahui lebih jauh tentang lawar yang berkaitan dengan aspek sosial budaya dan konomi, aspek pengolahann, aspek nutrisi dan khasiat, serta keamanan lawar.kasiat lawar bila dikaitkan dengan kandungan zat gizinya terutama karbohidrat, protein dan lemak adalah memperlancar proses fisiologis dalam tubuh karena zat gizi tersebut sebagai sumber energi. Kandungan senyawa non-gizi pada lawar belum banyak diketahui. Berdasarkan bahan baku dan khususnya bumbu yang digunakan pada pembuatan lawar seperti bawang putih, bawang merah, cabai, lengkuas, jahe, kunir, lada dan lain-lainnya mengandung senyawa-senyawa non-gizi, seperti minyak atsiri, anti oksidan dan anti mikroba yang berfungsi meningkatkan citarasa lawar, mencegah proses oksidasi dan menghambat atau membunuh mikroba sehingga lawar dalam jangka waktu tertentu aman untuk dikonsumsi.Keamanan lawar terutama bila dilihat dari aspek mikrobiologisnya, sangat tergantung pada sanitasi (kebersihan) dari bahan baku air yang digunakan, peralatan, cara pengolahan, tempat dan lingkungan serta higiene (kesehatan) daging yang digunakan dan kesehatan pengolah lawar sendiri.

Selasa, 23 Oktober 2012

indonesian food

 Makanan Indonesia


merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa. Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring. Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia. Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli nusantara. Unsur budaya masakan China dapat dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan Indonesia. Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat. Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda Pecel Lele dan Ayam Goreng khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar. Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang. Menggunakan sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan China yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmie atau mie ayam dengan pangsit, mie goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, mirip char kway teow). 



pempek palembang

 








Pempek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning. Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting. Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya.